Selasa, 27 Desember 2011

IDEOLOGI ISLAM JAWA MAHASISWA USHULUDDIN STAIN KEDIRI

IDEOLOGI ISLAM JAWA DALAM MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA USHULUDDIN STAIN KEDIRI

A.     Latar Belakang

Jawa merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Suku Jawa telah terkenal dengan keuletan dan kesaktian dalam menjalankan kehidupannya, dan juga suku Jawa dalam mempertahankan ideologinya sangatlah teguh meskipun banyak budaya baru yang masuk ke daerahnya seperti Hindu, Budha, Kristen maupun Islam. Budaya-budaya baru tersebut harus menyerah sehingga terjadilah proses akulturasi antara budaya-budaya baru tersebut dengan budaya Jawa.
Awalnya budaya Jawa menghadapi budaya Hindu yang datang dari India. Setelah melalui proses yang cukup lama, terjadilah proses akulturasi,
sehingga budaya Jawa yang asli pun hilang. Kemudian datanglah budaya Islam yang juga datang dari India, tepatnya dari Gujarat yang dibawa oleh para pedagang. Sehingga timbulah suatu sinkretisnya antara budaya asli Jawa, Hindu dan Islam yang lebih dikenal di kalangan masyarakat Jawa dengan sebutan Islam Jawa.
Karena kuatnya budaya Jawa yang kemudian terkontaminasi dengan datangnya budaya-budaya baru tersebut, masyarakat Jawa pun harus merelekan budayanya mengakulturasi dengan budaya Hindu yang lebih cenderung kepada budaya India dan Islam yang lebih mengarah kepada budaya Arab. Sehingga pola hidup masyarakat Jawa menjadi lebih beragam.
Yang paling terlihat dari pengalkuturasian budaya Jawa dengan budaya bangsa lain adalah budaya Islam. Dalam perkembangannya budaya Jawa serta budaya Islam tersebut membentuk suatu ideologi yang merupakan hasil sinkretis, dan masing-masing budaya tersebut secara otomatis sudah tidak mampu lagi memunculkan kemurniannya (puritanisme). Untungnya antara budaya Jawa dengan Islam telah memiliki banyak kesamaan karakter sehingga budaya maupun ideologi Islam mudah diterima oleh masyarakat Jawa dan membentuk suatu keluhuran budi dalam menata kehidupannya.
Keluhuran budi ataupun kedalam filsafat orang Jawa tidaklah diragunakan lagi, bahwa telah diakui oleh orang-orang barat seperti Mulder maupun C. Geertz. Mereka rela menyediakan banyak waktu untuk menyelidiki tentang pola-pola kehidupan masyarakat di Jawa, meliputi kepercayaan tentang ketuhanan, tata karma, maupun sosial bermasyarakat. Bahkan C. Geertz setelah melakukan penyelidikan di Pare, Kediri, mengklasifikasikan masyarakat Jawa menjadi 3 macam, yaitu priyayi, santri dan abangan. Selama beberapa tahun hasil penelitian ini selalu dijadikan rujukan oleh peneliti lain dalam memahami masyarakat Jawa.
Karena semangat yang ditunjukkan oleh peneliti barat dalam melakukan penelitian tentang masyarakat Jawa sangatlah tinggi, maka peneliti lokal Jawapun melakukan melakukan penelitian terhadap masyarakatnya sendiri, agar bisa terbukti bahwa apa yang diungkapkan orang barat tersebut sesuai keadaan yang ada dilihat dari berbagai aspek atau hanya dari sudut pandang fenomena saja.
Termasuk penulis, ingin mengkaji seberapa jauh pengamalan ideologi Islam Jawa yang telah tertanam dalam pribadi masyarakat Jawa, khususnya bagi mahasiswa Ushuluddin STAIN Kediri dalam berinteraksi di dalam dunia  kampus. Sebagaimana diketahui bahwa Mahasiswa sebagai agent of change yang dianggap paling mampu mengadopsi budaya-budaya lama yang kemudian diinovasi menjadi sesuatu yang baru. Akan diketahui mahasiswa yang mampu mempertahankan tradisi lama (jawa yang masih kental) dan yang telah terkontaminasi dengan budaya luar yang baru.
Bagi mahasiswa yang masih mampu mempertahankan budaya Jawanya masih kental akan terkesan bertatakrama lebih halus, sopan santun dan berbudi luhur dibandingkan dengan mahasiswa yang ideologi Jawanya kurang. Ditambah lagi mahasiswa yang berideologi Jawa tersebut juga memahami budaya Islam, yang notabenenya juga mengajarkan tata krama maupun sopan santun, akan semakin berbeda pula mereka dalam berinteaksi dengan teman-temanya.
Tentunya dalam melakukan penelitian ini diharapkan semua pihak dapat saling bekerjama sama baik peneliti, dosen maupun obyek penelitian yaitu Mahasiswa Ushuluddin STAIN Kediri agar didapat hasil yang ilmiah dan obyektif. Sehingga dalam penelitian selanjutnya bisa dijadikan rujukan agar hasilnya lebih baik lagi.



B.     Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :
1.      Apakah yang dimaksud dengan Ideologi Islam dan Ideologi Jawa?
2.      Bagaimana Ideologi Islam Jawa terbentuk?
3.      Bagaimana Ideologi Islam Jawa dalam mempengaruhi interaksi sosial bagi Mahasiswa Ushuluddin STAIN Kediri?
4.      Bagaimana dampak Ideologi Islam Jawa bagi Mahasiswa Ushuluddin STAIN Kediri?

C.     Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang Ideologi Islam Jawa secara menyeluruh baik secara individu maupun sosialnya serta dampaknya bagi interaksi sosial mahasiswa ushuluddin. Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan sebuah referensi bagi mahasiswa ushuluddin khususnya, dan juga memberikan mamfaat bagi pembaca umumnya.
Dari pembahasan tersebut, penulis dalam melakukan penelitian ini bertujuan :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Ideologi Islam dan Ideologi Jawa.
2.      Untuk mendiskripsikan proses terbentuknya Ideologi Islam Jawa
3.      Untuk mengetahui pengaruh Ideologi Islam Jawa terhadap interaksi sosial bagi mahasiswa ushuluddin.
4.      Untuk mengetahui dampak positif maupun negatif dari Ideologi Islam Jawa bagi mahasiswa ushuluddin.

D.    Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu  jawaban yang bersifat sementara terhadap penelitian yang sebenarnya masih harus di uji lagi secara empiris.[1] Adapun hipotesis dalam penelitian ini merupakan “Hipotesis Alternative” (Ha) menyatakan bahwa adanya pengaruh interaksi sosial mahasiswa terhadap Ideologi Islam Jawa yang dimilikinya. Semakin tinggi pemahaman Ideologi Islam Jawa seorang mahasiswa maka semakin mempengaruhi dalam berinteraksi sosial.

E.     Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi semua masyarakat khususnya bagi civitas akademik sebagai proses pemahaman terhadap ideologi Islam maupun Jawa dalam mempengaruhi interaksi sosialnya.
Untuk lebih jelasnya penelitian ini berguna sebagai berikut :
1.      Dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai konsep Ideologi Islam Jawa dalam pengaruhnya terhadap interaksi sosial.
2.      Sebagai kontribusi keilmuan yyang berupa kajian ilmiah kepada lembaga pendidikan, khususnya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri (STAIN) Jurusan Ushuluddin.
3.      Sebagai sarana dan media untuk mengaktualisasikan diri dalam usaha untuk  pembuatan metodologi penelitian.

F.      Telaah Pustaka
Sebelum menganalisa lebih lanjut, penulis akan menela’ah karya-karya yang membahas tentang permasalahan ini. Salah satu rujukan penting adalah Falsafah Hidup Jawa karangan Suwardi Endraswara yang membahas tentang penggalian mutiara kebijakan dari intisari filsafat kejawen. Beliau menjelaskan bagaimana etika orang jawa yang dalam masa perkembangannuya Islam datang ke Jawa yang menjadikan munculnya proses sinkretisasi. Akan tetapi kebudayaan asli Jawa tetap bisa bertahan, sehingga memaksa Islam mengadopsi budaya Jawa dalam proses penyebaran ajarannya.[2]  
Muhammad Dawami dalam karyanya Makna Agama dalam Masyarakat Jawa juga menerangkan tentang bagaimana interaksi Islam kultural terhadap kebudayaan Jawa. Ia menjelaskan bahwa dalam masyarakat Jawa yang menganut Islam ketika memulai sesuatu, mereka menggunakan bacaan “basmalah”. Ini menunjukkan bahwa keberadaan Islam sangat penting bagi masyarakat Jawa, disamping itu Islam juga mengajarkan prilaku sopan santun seperti yang dimiliki kebudayaan jawa.[3]

G.    Metode Pengumpulan Data
1.      Wawancara
            Wawancara sebagai metode pengumpulan data menjadi sangat penting dalam penelitian kualitatif. Sebagai metode, wawancara menjadi tumpuan utama bagi peneliti untuk dapat mengumpulkan data sebanyak-banyaknya. Metode wawancara adalah metode penelitian yang datanya dikumpulkan melalui wawancara dengan responden. Wawancara dilakukan terhadap mahasiswa Ushuluddin STAIN Kediri. Wawancara juga dilakukan secara acak kepada informan-informan lain secara informal berkaitan dengan hal-hal yang digali guna melengkapi kebutuhan penulisan laporan penelitian.
2.      Observasi- Heuristik
            Sebagai penelitian sosial, maka metode pengumpulan data yang lain adalah observasi penelitian yang dilakukan secara terpisah dari obyek penelitian atau dengan kata lain tidak terlibat. Namun heuristic yaitu melibatkan pengalaman peneliti sebagai mahasiswa Ushuluddin untuk penambahan data sekaligus sebagi penilaian keabsahan data yang diperoleh.
3.      Dokumentasi
            Semua dokumen berupa tulisan, baik itu dokumen resmi maupun pribadi yang berkaitan dengan aspek-aspek penelitian dihimpun sebagi sumber data primer. Data yang terkumpul kemudian diolah dan disajikan secara deskriptif dan komperatif.[4]
4.      Analisis data
Setelah data-data, informasi yang terkait tema penulisan penelitian ini terkumpul, peneliti mencoba mengelola dan menganalisa data-data tersebut dengan menggunakan metode analisa induktif dan deduktif.
Induktif adalah proses logika yang berangkat dari data-data empirik lewat observasi menuju suatu kepada teori. Dengan kata lain, induksi adalah proses mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil-hasil pengamatan yang terpisah-pisah menjadi suatu rangkaian hubungan atau generalisasi.
Deduktif adalah proses berfikir yang berangkat dari kebenaran umum mengenai suatu fenomen (teori) menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan (predeksi), dengan kata lain, deduksi berarti menyimpulkan hubungan yang tadinya tidak tampak berdasarkan generalisasi yang telah ada.[5]
Komparatif  adalah  suatu metode perbandingan-perbandingan antara beberapa pendapat tentang suatu masalah,kemudian diambil salah satu pendapat dari beberapa pendapat tersebut yang dianggap lebih kuat.

H.    Landasan Teori
1.      Pengertian Ideologi Islam Jawa
            Pengertian Ideologi Islam adalah bahwa Islam harus merupakan pedoman di seluruh lapangan kehidupan, material dan spiritual. Akidah masyarakat harus Islami. Begitupun juga dalam semboyan hidupnya, paham dan pikirannya yang Islami, demikian juga dengan perasaan, akhlak, pendidikan, tradisi, undang-undang dan peraturan yang lain harus seluruhnya Islami.[6]
            Ideologi Islam ini melahirkan masyarakat muslim dan eksistensinya dengan segala elemen-elemen, pilar dan karakteristiknya yaitu menitikberatkan pada pengamalan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupannya.
            Ideologi Jawa yaitu suka berpikir tentang mitos dan hal-hal yang berbau mistis. Segala perilaku orang Jawa, seringkali memang sulit lepas dari aspek kepercayaan pada pokok permasalahan tertentu. Itulah sebab tertentu sistem berpikir mistis akan selalu mendominasi perilaku hidup orang Jawa. Orang Jawa lebih percaya kepada cerita-cerita dan dongeng-dongeng yang bersifat sakral, dari pada berpikir eksperimental. Dan sistem berpikir yang semacam itu dilestarikan secara turun-menurun di kalangan masyarakat Jawa sampai menjadi foklor Jawa.[7]
Dari kepercayaan terhadap hal-hal yang mistik tersebut, kemudian tumbuhlah suatu kepercayaan jawa yang disebut kejawen. Kejawen yang berkembang selalu mendasari setiap gerak laku maupun kejadian yang ada dalam kehidupan masyarakat jawa.
Terjadi pertentangan Ideologi yaitu antara Ideologi Islam yang lebih bersifat lahiriah dengan Ideologi Jawa yang bersifat mistik, akan tetapi memiliki titik temu yaitu mengutamakan perilaku baik dalam bermasyarakat yang diwujudkan dalam sopan santun maupun ketika perenungan terhadap Tuhan dan alam lingkungannya. Ini tidak lepas dari olah pikir dan asah budi orang Jawa yang selalu mendambakan keselamatan dan kesejahteraan (mamayu hayuning bawono).[8]
2.      Interaksi Sosial
George Simmel dalam teori interaksionalisme simbol yang mana manusia pada intinya senang dengan simbol-simbol. Bila di suatu tempat tumbuh dan berkembang komunitas, pada saat yang sama akan tumbuh simbol-simbol yang dipahami bersama. Simbol-simbol diwujudkan dalam bentuk bahasa, budaya, seni dan lain-lain. Masing-masing komunitas memiliki perangkat simbol. Karena itu, antara suatu komunitas dengan komunitas lain akan terjadi interaksi, satu sama lain menunjukkan simbol yang mereka miliki.[9]  
3.      Mahasiswa Ushuluddin
           
            Mahasiswa adalah tingkatan intelektual yang tertinggi diantara tingkatan yang terdapat dalam tatanan akademik di Negara Indonesia ini, maka mereka dianggap sebagai kelompok masyarakat yang bertanggung jawab penuh atas kelestarian keilmuan yang ada di dunia ini pada umumnya dan Negara ini pada khususnya. Namun dalam realitas kehidupan sehari-hari mahasiswa memiliki tanggung jawab yang lebih global dan komplek dari pada hanya menjaga kelestarian dan kelangsungan ilmu pengetahuan, karena disamping mereka sebagai civitas akademik dalam dunia pendidikan, mereka merupakan seorang individu yang memiliki tanggung jawab dan kebutuhan yang bersifat privasi dalam kelangsungan hidupnya. Meski demikian nilai keberadaan dan kebutuhan mahasiswa sebagai individu dalam masyarakat sangatlah berbeda dengan masyarakat pada umumnya.
            Jurusan Ushuluddin merupakan salah satu jurusan yang ada di STAIN Kediri. Penyelengaraan Jurusan Ushuluddin ini sudah dimulai sejak masih dalam status Institute Agama Islam Negeri Sunan Ampel yang berdiri sejak tanggal 5 juli 1965 berdasarkan KMA No. 20/ 1965, tentang pendirian IAIN Sunan Ampel.[10]
            Dari sejarah panjang diatas jurusan ushuluddin memiliki visi dan misi dalam menyelenggarakan pendidikannya sebagai berikut[11]
-         Visi ushuluddin: menjadikan jurusan ushuluddin terdepan dalm penyelenggaraan pendidikan dan penelitian di bidang ilmu agama dan sosial keagamaan yang memiliki komitmen yang kokoh, kompetitif, sebagai pusat pemantapan aqidah, akhlak karimah, pengembangan ilmu-ilmu sosial keagamaan, penguasaan iptek serta memiliki komitmen yang tinggi dalam berbagai peran sosial, dalam rangka mengembangkan masyarakat yang dami sejahtera lahir dan batin.
-         Misi ushuluddin : misi jurusan ushuluddin sebagai lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan:
1.      Lulusan yang memiliki penguasaan ilmu-ilmu keislaman dan berakhlakul karimah
2.      Lulusan yang berwawasan dan berkepribadian keulamaan yang keilmiahan.
3.      Lulusan  yang berwawasan dan berkepribadian keislaman dan kebangsaan.
4.      Lulusan yang aktif mengambil peran pengabdian pada nusa, bangsa dan agama.
5.      Insan yang siap mendakwahkan dan mengajarkan nilai-nilai islami di tengah masyarakat.
                  Oleh karena itu target dari mahasiswa ushuluddin adalah memahanmi dan melaksanakan visi dan misi yang telah dibuat agar mahasiswa ushuluddin disamping menguasai ilmu bagi dirinya sendiri juga bertanggung jawab atas masyarakat atas ilmu yang telah diperoleh.

I.       Metodologi Penelitian
1.      Jenis penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian “kualitatif” yang menunjuk kepada prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif, yang dapat berupa ungkapan, catatan atau tingkah laku serta mengarah pada keadaan-keadaan dan individu-individu secara menyeluruh. Penelitian kualitatif adalah penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan dengan aktivitas yang berdasarkan disiplin ilmiah untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mentasfirkan fakta-fakta serta hubungan-hubungan antara fakta-fakta alam, masyarakat, kelakuan dan rohani manusia guna menemukan prinsip-prinsip pengetahuan dan metode-metode baru dalam usaha dalam menanggapi hal-hal tersebut (Koentjaraningrat, 1983).[12]
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi yaitu suatu percakapan yang menampakkan diri, yang mana suatu yang nampak inilah yang diteliti. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun secara dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri dan apa adanya. Informasi yang digali dan diperoleh menjadi sangat bermakna guna menggambarkan dalam menyusun laporan penelitian kualitatif.[13]    
2.      Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah objek dari mana data dapat diperoleh. Adapun mengenai sumber data peneliti menggunakan dua sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
a.       Sumber primer
Sumber primer adalah informan (yang dapat memberikan secara lengkap atas data-data yang dibutuhkan dalam penulisan).
Kata-kata dan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan data sumber utama. Sumber data utama dicacat melalui catatan tertulis atau melalui perencanaan, pengambilan foto atau film. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya.
b.      Sumber sekunder
Sumber  sekunder  adalah jurnal, buku, internet, majalah, artikel dan sumber-sumber lain yang memuat pokok kajian dari penelitian yang dibahas. Sumber sekunder sebagai topik yang dibutuhkan untuk memperkuat data atau sumber-sumber lain yang bisa digunakan sebagai pendukung atau pelengkap dari sumber primer tersebut di mana kajiannya tidak terlepas dari pokok pembahasan dalam penelitian ini.
3.      Obyek Penelitian
Obyek penelitian dibagi menjadi dua yaitu obyek formal proses ideologi Islam Jawa dalam perilaku keberagamaan Mahasiswa Ushuluddin STAIN Kediri, dan obyek infomalnya Mahasiswa Ushuluddin STAIN Kediri.
4.      Data-Data Yang Dihimpun
Dalam penelitian ini, data yang dihimpun adalah:
a.       Latar belakang mahasiswa Ushuluddin yang menjadi objek peneltian.
b.      Tingkat pemahaman mahasiswa Ushuluddin terhadap Ideologi Islam Jawa yang dimiliki dalam mempengaruhi interaksinya dalam bersosial.
c.       Proses interaksi sosial pada mahasiswa Ushuluddin yang langsung secara praktis dipengaruhi ideologi Islam Jawa.
d.      Tulisan-tulisan yang dihasilkan mahasiswa Ushuluddin baik secara formal berupa makalah maupun artikel ilmiah maupun secara informal berupa selebaran, catatan-catatan hasil diskusi dan catatan-catatan kegiatan seminar.

J.      Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
A.     Latar belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan penelitian
D.     Kegunaan Penelitian
E.      Hipotesis
F.      Telaah Pustaka
G.     Metode Pengumpulan Data
Bab II Landasan Teori
1.      Pengertian Ideologi Islam Jawa
2.      Interaksi Sosial
3.      Mahasiswa Ushuluddin
Bab III Metodologi Penelitian
1.      Jenis penelitian
2.      Sumber Data
3.      Obyek Penelitian
4.      Data-Data Yang Dihimpun
Bab IV Hasil Penelitian
1.      Gambaran Umum Objek Penelitian
2.      Temuan di Lapangan dan Analisisnya
3.      Pengujian hipotesis
Bab V Pembahasan
Bab VI Penutup
1.      Kesimpulan
2.      Saran
     Daftar Pustaka
Ali, Sayuthi, Metode Penelitian Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Dawami, Muhammad, Makna Agama dalam Masyarakat Jawa, Yogyakarta: LESFI, 2002
Endraswara, Suwardi, Falsafah Hidup Jawa,Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2010.
Fareed, Ahmad Saiyad, dkk., “5 Tantangan Abadi Terhadap Agama Dan Jawaban Islam Terhadapnya”, (Bandung; Mizan, 2008).
Moloeng, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung; Rosdakarya, 2003.
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri, cetakan tahun 2008.
Qardhawi, Yusuf, Kerangka Ideologi Islam, Bandung: Risalah, 1985.
Sonhaji, Ahmad, dkk, Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan, Malang: Kalimasahada Press, 1996.
Suryabrata, Sundi, Metodologi Penelitian, Jakarta; Raja Grafindo, 2002.
Tim penyusun buku pedoman karya ilmiah, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Kediri: STAIN Kediri, 2009.



IDEOLOGI ISLAM JAWA DALAM MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA USHULUDDIN
STAIN KEDIRI

PROPOSAL
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata KuliahMetodologi Penelitian

Dosen Pengampu :
Muwaffiqillah, M.Fil.


 







Disusun Oleh :
ABDUL MUJIB
NIM. 903101709

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN AGAMA
JURUSAN USHULUDDIN DAN ILMU SOSIAL
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2011


[1] Sundi Suryabrata,” Metodologi Penelitian” (Jakarta; Raja Grafindo, 2002), 69.
[2] Suwardi Endraswara, Falsafah Hidup Jawa, (Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2010), 82
[3] Muhammad Dawami, Makna Agama dalam Masyarakat Jawa, (Yogyakarta: LESFI, 2002), 98.
[4] Lexy Moloeng, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung; Rosdakarya, 2003), 53-54.
[5] Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 40.
[6] Yusuf Qardhawi, Kerangka Ideologi Islam, (Bandung: Risalah, 1985), 33.
[7] Muhammad Damami, Makna Agama ……, 9.
[8] Suwardi Endraswara, Falsafah Hidup ……., 46
[9] Sayuthi Ali, Metode Penelitian Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 107.
[10] Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri, cetakan tahun 2008, 2.
[11] Ibid, 2-3.
[12] Ahmad Sonhaji dkk, Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan, (Malang: Kalimasahada Press, 1996), 12-13.
[13] Tim Penyusun Buku Pedoman Karya Ilmiah, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Kediri: STAIN Kediri, 2009), 3.

0 komentar:

Posting Komentar